Jumat, 13 Mei 2011

ENERGI IMAN

Bismillahirahmaanirrahiim.
Assalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh.



"...Pada hari ini telah Ku-sempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridai Islam itu jadi agama bagimu". (Firman Allah dalam Al Qur'an Surat Al Maidah : 3)

Ayat ini diturunkan bertepatan dengan peristiwa Haji Wadaa.
Tepat saat Rasulullah Shalallahu' Alaihi wa Salam menyampaikan ucapan salam perpisahan kepada ummatnya dihadapan para sahabat dan 120 ribu Muslimin dan Muslimah yang ikut serta dalam Haji Wadaa di Masjidil Haram - Makkah Al Mukaramah.

Ayat ini merupakan Wahyu terakhir yang diturunkan Allah kepada Rasulullah Shalallahu' Alahi wa Salam di usianya yang ke 63. Ayat yang menjadi penutup Al Qur'an ini ini juga merupakan penanda bahwa hari itu Islam telah disempurnakan.

SEMPURNA,
Kata ini yang saya ingin garis bawahi dalam redaksi catatan kesekian ini.
Bahwasannya Islam ini telah sempurna dan diridhai sebagai sebuah tatanan indah yang akan membimbing seluruh manusia yang beriman dan memahaminya, didalamnya mencakup keseluruhan hukum hukum dan tuntunan dalam membina hubungan sosial manusia dengan manusia dan hubungan manusia dengan Rabb-nya.

Islam ini telah disempurnakan dan di syah-kan oleh pencipta Alam semesta ini, sebagai sumber utama dan satu satunya jalan untuk menuju kebahagiaan sesungguhnya di Dunia dan Akhirat.

Dalam kesempatan yang berbahagia ini,
Izinkan ana untuk membuat sebuah Sinergi Kebahagiaan dan Iman, dengan harapan kita semua bisa menemukan kembali perspective kebahagiaan dalam Islam kita.
Karena kita tidak akan pernah bahagia, jika tidak tahu seni atau cara untuk berbahagia.
Kita adalah Ummat Islam yang selayaknya berbahagia dengan ke Islaman kita.

Sungguh saya yang lemah Ilmu ini, ingin sekali menebarkan senyum tulus dari hati saya melalui aliran deretan kata kata sederhana dengan harapan bisa menyegarkan Iman di singgasana dada kita. Hingga, dalam hidup saya yang singkat ini ada sebuah catatan pena yang berkesan dan menyentuh relung relung kesadaran kita.

Semoga goresan ini bisa menata tatanan Kontruksi Iman melalui sentuhan diksi dan analogi untuk menyentuh dan menggetarkan dinding hati yang rapuh, menguatkannya dan menanamkan sebuah kesadaran agar kita segera menyadari sepenuhnya bahwa dalam diri kita ini ada sebuah energi luar biasa yang bisa mengubah keseluruhan cara pandang kita dalam berfikir dan bertindak.

ENERGI IMAN.
Energi Dahsyat yang menentukan kebahagiaan dan kekayaan hati seorang muslim.
Energi yang tidak terkalahkan dengan energi Apapun, karena keberadaannya dipancarkan langsung dari Nur Illahi yang akan menerangi, mengilhami, mengarahkan dan mengubah semua bentuk keresahan, kekecewaan dan penyesalan menjadi kata kata bahagia dalam syukur.

Kata Iman ini sengaja saya pilihkan, karena pemahaman dan pengaruh dalam kata yang membahana dalam singgasana hati kita ini mencakup keseluruhan aspek aspek kehidupan Manusia.

Abu ‘Amrah Sufyan bin Abdillah ra, berkata:
"Wahai Rasulullah, ajarkanlah kepadaku dalam (agama) Islam ini ucapan yang mencakup semua perkara Islam sehingga aku tidak perlu lagi bertanya tentang hal itu kepada orang lain selain engkau. Rasulullah saw bersabda: “Ucapkanlah: “Aku beriman kepada Allah”, kemudian beristiqomahlah dalam ucapan itu” (Lihat Shahih Muslim, No. 38)

Allah Berfirman:
"Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan:”Robb kami ialah Allah” kemudian mereka beristiqomah (meneguhkan pendirian mereka), maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatakan):”Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih; dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu” (QS. Fushshilat: 30)

Kata Iman ini adalah jaminan kebahagiaan dari Allah, kita hanya tinggal menjemput dan mengenalinya dengan Pemahaman dan Ilmu yang benar.

Untuk mendefinisikan kata Iman ini, mari sejenak kita ikuti sebuah peristiwa penting ketika Malaikat Jibril Alaihissalam turun ke bumi dan disaksikan para sahabat seperti yang diriwayatkan Ummar ra:

Dari Umar ra, beliau berkata: Pada suatu hari ketika kami duduk di dekat Rosululloh shollallohu ‘alaihi wasallam, tiba-tiba muncul seorang laki-laki yang berpakaian sangat putih dan rambutnya sangat hitam. Pada dirinya tidak tampak bekas dari perjalanan jauh dan tidak ada seorangpun diantara kami yang mengenalnya. Kemudian ia duduk di hadapan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, lalu mendempetkan kedua lututnya ke lutut Nabi, dan meletakkan kedua tangannya di atas kedua pahanya.

Kemudian berkata: ”Wahai Muhammad, terangkanlah kepadaku tentang Islam.”
Kemudian Rosululloh shollallohu’alaihi wasallam menjawab: ”Islam yaitu: hendaklah engkau bersaksi tiada sesembahan yang haq disembah kecuali Alloh dan sesungguhnya Muhammad adalah utusan Alloh. Hendaklah engkau mendirikan sholat, membayar zakat, berpuasa pada bulan Romadhon, dan mengerjakan haji ke rumah Alloh jika engkau mampu mengerjakannya.”

Orang itu berkata: ”Engkau benar.
"Kami menjadi heran, karena dia yang bertanya dan dia pula yang membenarkannya.

Orang itu bertanya lagi: ”Lalu terangkanlah kepadaku tentang iman”.
Rasulullah saw menjawab: ”Hendaklah engkau beriman kepada Alloh, beriman kepada para malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, para utusan-Nya, hari akhir, dan hendaklah engkau beriman kepada taqdir yang baik dan yang buruk.”

Orang tadi berkata: ”Engkau benar.” Lalu orang itu bertanya lagi: ”Lalu terangkanlah kepadaku tentang ihsan.”
Rasulullah saw menjawab: “Hendaklah engkau beribadah kepada Alloh seolah-olah engkau melihat-Nya. Namun jika engkau tidak dapat (beribadah seolah-olah) melihat-Nya, sesungguhnya Ia melihat engkau.”

Orang itu berkata lagi: ”Beritahukanlah kepadaku tentang hari kiamat.”
Rasulullah saw menjawab: “Orang yang ditanya tidak lebih tahu daripada yang bertanya.”

Orang itu selanjutnya berkata: ”Beritahukanlah kepadaku tanda-tandanya.”
Rasulullah saw menjawab: ”Apabila budak melahirkan tuannya, dan engkau melihat orang-orang Badui yang bertelanjang kaki, yang miskin lagi penggembala domba berlomba-lomba dalam mendirikan bangunan.”

Kemudian orang itu pergi, sedangkan aku tetap tinggal beberapa saat lamanya.
Lalu Nabi shollallohu ’alaihi wasallam bersabda: ”Wahai Umar, tahukah engkau siapa orang yang bertanya itu ?”.
Aku menjawab: ”Alloh dan Rosul-Nya yang lebih mengetahui.”
Lalu beliau bersabda: ”Dia itu adalah malaikat Jibril yang datang kepada kalian untuk mengajarkan agama kalian.”

SUMBER HADITS
Dikutif dari Ringkasan Syarah Arba’in An-Nawawi #2
Dalam Shahih Muslim No. 10, hadits senada diriwayatkan oleh Abu Hurairah Ra.

Ikhwahfillah,
Perlu diketahui, Hadits inilah yang melalui Ijtihad para Ulama kemudian disimpulkan menjadi 'Rukun Iman' dan 'Rukun Islam',

Dalam catatan Ini, saya tidak akan membahas secara definitif Rukun Rukun Iman tersebut,
Karena hal tersebut telah kita pahami bersama. Bahkan jika kita tanya anak berusia 5 tahun'pun mereka sudah hafal. Oleh karenanya, sajian singkat yang saya coba munculkan adalah sebuah Sinergi atau Korelasi antara Kebahagiaan dengan Iman.

Benarkah kita sudah memahami Essensi dari Iman?

Jika seorang kafir, suatu hari dalam hidupnya dihinggapi kata kecewa, merasa patah dan putus asa kemudian terlintas ingin mengakhiri hidupnya..itu adalah sangat wajar dan bisa kita maklum. Karena jiwa mereka terbentuk atas rangka kosong pemikiran mereka saja, mereka telah mengabaikan dan mematikan sendiri tunas tunas Iman yang telah Allah tiupkan dalam penciptaannya.

Tapi bagi seorang Muslim atau seorang Muslimah,
Sudah tidak selayaknya, perasaan tersebut melalaikan kita dari rencana rencana kehidupan yang telah kita susun sedemikian rupa. Apalagi sampai membuat kita lupa terhadap management kematian kita. Sangat disayangkan jika kita mengizinkan tetesan air mata untuk sesuatu yang tidak berharga hingga tanpa disadari Dunia telah tertawa menertawai kelemahanmu.

Mari kemari,..
Sudah selayaknya kita segera menyegarkan kembali Jiwa kita, menata Hati dan meneguhkan tatanan Iman dan mulai berfikir ulang tentang apa, dimana dan akan kemana diri kita sebenarnya.

Kita hanyalah singgah di dunia ini, jangan persinggahan ini kita jadikan goa sunyi tanpa makna.
Jangan kesedihan, kekecewaan dan penyesalan melalaikan kita dari persiapan untuk mengumpulkan bekal yang sebanyak banyaknya untuk sebuah jalanan panjang diakhirat kelak.

Segera sadari bahwa dalam Hati kita ini ada Energi luarbiasa yang bisa kita hadirkan untuk meredam segala kekecewaan hidup dan menyegarkan suasana kota hati kita yang teduh dari pancaran "Energi Iman".

Energi Iman yang kita genggam itu kemudian diharapkan bisa me-revolusi singgasana hati kita dan menggerakkan syaraf syaraf pemikiran kita. Agar keberadaannya bisa mengarahkan dan mengubah segala bentuk reaksi yang tubuh kita respon kedalam realisasi syukur yang akan memancarkan kebahagiaan berkualitas.

Mari kita Sinergikan,
Sehingga kita dapat segera menemukan sebuah alasan untuk "sanggup berbahagia" dengan Islam kita yang sempurna Ini.

Dalam Shahih Muslim tersebut, Rasulullah Shalallahu' Alaihi wassalam telah menggariskan bahwa Iman itu terbagi kedalam beberapa pokok utama;

”Hendaklah engkau beriman kepada Alloh, beriman kepada para malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, para utusan-Nya, hari akhir, dan hendaklah engkau beriman kepada taqdir yang baik dan yang buruk".

Terlihat dengan jelas, terdapat 6 point yang kemudian saya definisikan sebagai Pilar Pilar Iman, yaitu; Iman kepada Allah, kepada para Malaikat-Nya, kepada kitab-kitab-Nya, kepadapara Rasul- Nya, kepada hari Akhir serta takdir-Nya, yang baik dan yang buruk.

SINERGI KEBAHAGIAAN DENGAN 6 PILAR PILAR IMAN

IMAN KEPADA ALLAH
Rasulullah saw bersabda;
"Iman paling afdol ialah apabila kamu mengetahui bahwa Allah selalu menyertaimu dimanapun kamu berada". (HR. Ath Thobari)

Dalam hadits Qudsi yang ditakhrij At-Tirmidzi, Rasulullah saw bersabda; bahwa Allah ta'ala berfirman; "Aku sesuai prasangka Hamba Ku kepada-Ku...",

Kita sering memahami dengan sempit bahwasannya ketika kita mendekat Allah mendekat, dan serta merta mengartikan Allah jauh saat Hamba Nya jauh. Jika kita berfikir, sebenarnya logika kitapun bisa memahami, bahwasannya disaat kita jauh'pun Allah selalu menaungi kita.

Tanyakan kepada dirimu.
Apa yang akan terjadi jika satu menit saja Allah berlepas diri dari tubuh dan jiwa mu?
Bisakah kita berdiri? Mampukah kita mengendalikan sebuah kontraksi aksi reaksi yang membuat tubuh kita stabil dan berdiri sepersekian detik saja tanpa pertolongan Allah?

"...dan tiada sehelai DAUN pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji pun dalam kegelapan bumi dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lohmahfuz)". (QS 6:59)

"Tidak ada sesuatu MUSIBAH pun yang menimpa seseorang kecuali dengan IZIN Allah; Dan barang siapa yang beriman kepada Allah, niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu". (QS 64: 11)

Dari dua ayat mulia ini, kita bisa menemukan sebuah keterkaitan yang merangsang jiwa kita untuk berfikir.
Bahwa ketika kita mengimani, bahwasannya tak ada selembar daunpun yang jatuh dan tak ada satu musibahpun yang menghampiri kita tanpa s.e.i.z.i.n. Allah..

Maka tak ada alasan yang akan dibenarkan fikiran sehat kita untuk khawatir atas sesuatu yang belum terjadi. Karena Bumi ini milik Allah, dan dari pemahaman sederhana inilah sudah selayaknya kita bisa benar benar menyandarkan jiwa raga kita kembali kepada Allah.

IMAN KEPADA MALAIKAT ALLAH

Rasulullah saw, meletakan urutan Iman kepada Malaikat Allah dalam tahap kedua ini tentu bukan tanpa sebuah makna.
Dengan mengimani kembali, bahwasannya Allah memiliki para malaikat untuk mengerjakan tugas Nya menjaga stabilitas Alam semesta dan seluruh mahluk Nya dibumi ini, kita akan segera kembali tersadar.

Sahabat, belakangan ini seorang Ahli Fisika dari Mesir bernama DR. Mansour Hassab El Naby berhasil membuktikan berdasarkan petunjuk Al Qur'an dalam As Sajdah Ayat 5 dan Al Ma'arij ayat 4 yang digabungkan dengna Ilmus Sains dan Matematika Al Quran, beliau menyimpulkan bahwa kecepatan terbang malaikat Jibril dan malaikat lain yaitu 50 kali kecepatan cahaya! Subhanallah!

Sampai saat ini pengetahuan manusia belum menemukan sesuatu pun yang mempunyai kecepatan melebihi kecepatan cahaya.

Ini hanya sebagai gambaran nyata tentang kekuasaan dan pertolongan Allah yang cepat, saya sertakan fakta ilmiah ini karena kadang kita butuh hal hal yang Ilmiah atau nyata.

Jika kita mengimani hal ini maka tidak akan ada lagi kekhawatiran tentang do'a kita yang belum dikabulkan.
Bahkan kecepatan pertolongan Allah itu melewati batas batas perhitungan manusia karena sesungguhnya Allah tidak membutuhkan bantuan mahluk Nya untuk mengatur Alam semesta ini. Itu semua semata mata sebagai bahan pelajaran untuk jiwa jiwa yang berfikir.

Secara sederhana,
Kita mengetahui bahwa dalam diri kita setidaknya terdapat dua malaikat yang mencatat seluruh aktifitas hati dan tubuh kita. Malaikat ini tidak pernah lelah, tidak pernah tidur dan tidak pernah enggan atau kasihan untuk mencatat dan melaporkan catatan amal buruk seorang Manusia kehadapan Rabb-nya.

Keberadaan Malaikat Rakib dan Atid ini laksana sebuah kamera rahasia yang merekam semua aktifitas kita.

Mari kita analogikan.
Jika kita menyadari, bahwa dalam ruangan kamar kita ada sebuah kamera yang menyayangkan semua aktifitas kita kepada orang yang kita cintai dan mencintai kita. Tentu kita akan sangat berhati hati untuk melakukan hal yang tidak disukai orang yang dicintai kita, apalagi hal hal yang menimbulkan kecemburuan kepadanya?

Dan sadarilah lagi bahwa Allah lah, Dzat yang paling mencintai kita melebihi apapun, Allah yang mencintai Ummatnya yang bertakwa. Allah juga Maha Melihat, dan ketahuilah bahwa juga akan cemburu!

Abu Hurairah ra., ia berkata: Rasulullah saw. bersabda:
"Sesungguhnya Allah itu cemburu dan orang yang beriman juga cemburu. Kecemburuan Allah, yaitu jika orang mukmin melakukan apa yang diharamkan". (Shahih Muslim No.4959. Lihat juga Shahih Muslim No.2755, No.4955)

Dari kesadaran Iman kepada Malaikat inilah, Kita akan menyadari sepenuhnya, bahwa kita tidak sendiri dalam segala warna rasa hati ini. Ada malaikat malaikat Allah yang berbaris baris menyaksikan shalat malam kita. Ada malaikat malaikat yang mencatat segala Aktifitas kita.

IMAN KEPADA KITAB ALLAH
Semenjak Nabi Adam Alahissalam hingga Nabi dan Rasul terakhir, Muhammad Shalallahu' Alaihi wa Salam. Allah telah menurunkan wahyu Nya yang kemudian disebut dengan Kitab Kitab tertentu melalui Malaikat Jibril As.

Kita yang hidup diakhir Jaman dan sebagai Ummat Muhammad Saw, yang wajib kita Imani adalah Al Qur'an yang benar dan membenarkan kitab kitab sebelumnya. Kebenarannya di jamin dan dijaga langsung oleh Allah Subhana Huwwata'ala.

Mari kita Analogikan lagi.
Dalam kehidupan kita, Al Qur'an laksana sebuah Skenario Agung yang menuliskan garis garis besar yang harus dilakukan oleh Manusia di Dunia panggung sandiwara yang fatamorgana ini.

Kita adalah Aktor dan Aktris yang dipilih Allah untuk memerankan peranan peranan sesuai Skenario Al Qur'an yang dijelaskan Al Hadits.

Aktor yang sukses adalah Aktor yang memahami Skenario bukan?

Bagaimana seorang Muslim akan sukses meraih bahagia dan Ridha Allah ta'ala jika Al Qur'an sebagai Skenario kehidupan ini tidak di Imani atau diabaikan?

Inilah urgensi bagwa Rasulullah Saw telah mewajibkan untuk mencari Ilmu, karena saat Tafsir Tafsir Al Qur'an dan buku buku pengetahuan sudah beralih menjadi Ilmu Ilmu Digital yang bisa diakses dari Internet.

Dengan mengimani dan mempelajari setiap bait bait indah Al Qur'an,
Insha Allah kita akan menemukan kembali Energi Iman yang akan meneguhkan dan meneduhkan Jiwa kita.

IMAN KEPADA RASUL ALLAH
Seperti yang kita tahu.
Iman kepada Rasul Rasul Allah yang wajib adalah mengimani 25 Nabi dan Rasul.

Iman kepada Rasulullah Saw ini telah di ikrarkan dalam Syahadattain..
Disana kita telah bersumpah dalam kesaksian kita, bahwa Rasullullah saw adalah Utusan Allah yang harus kita Imani segala nasihat dan tuntunannya. Jika kita mencintai dan menjadikan beliau sebagai panutan dan tuntunan hidup yang hidup dalam hati kita, kita akan mendapati banyak hal berharga dari Nasihat Nasihatnya yang penuh makna.

Jika kita telah berhasil menghidupkan Rasulullah dalam hati kita,
Kita akan senantiasa dibimbingnya dengan Nasihat Nasihatnya yang telah tercatat dalam ribuan Hadits nya yang penuh makna.

IMAN KEPADA HARI KIAMAT.
Sahabat fillah,
Dalam pengetahuan dasar, Kiamat itu terbagi dua; Kiamat Qubra dan Kiamat Sugra.
Saya sederhanakan pembahasan ini, kiamat Sugra ini berupa Kiamat Kecil yang menimpa diri kita bisa berbentuk bencana bencana dan Kematian...

Hadis riwayat Anas bin Malik ra.:
Bahwa seorang lelaki bertanya kepada Rasulullah saw.: Kapankah kiamat akan tiba? Di sebelahnya terdapat seorang pemuda Ansar yang masih belia bernama Muhammad, maka Rasulullah saw. bersabda: "Ketika pemuda ini hidup lama, maka sebelum ia mencapai usia tua renta kiamat sudah tiba". (Shahih Muslim No.5249)

Saya memahami bahwa Kiamat yang digariskan Rasulullah dalam Hadits diatas adalah kiamat Kecil, yaitu sebuah kematian pemuda itu. Wallahu'alam

Yang perlu kita sinergikan dalam hal ini adalah, jika kita senantiasa mengimani dan mengingat kematian yang akan menjumpai kita.. Kita akan senantiasa bersiap siaga, dan bersegera menyiapkan bekal untuk akhirat kita dikehidupan kita yang sebentar ini.

Rasulullah saw bersabda;
"Aku dan dunia ibarat orang dalam perjalanan menunggang kendaraan, lalu berteduh di bawah pohon untuk beristirahat dan setelah itu meninggalkannya". (HR. Ibnu Majah)

Kita di dunia ini bagaikan seorang musafir yang sedangberteduh dibawah pohon dalam perjalanan berhari hari menempuh ribuan kilometer menuju sebuah tujuan.

Betapa sebentarnya Usia kita jika dibandingkan keabadian Akhirat.
Dari pemahaman ini, Energi Iman dalam diri kita akan terpancar untuk menggerakan kita, untuk bersegera bangkit dari kesedihan yang tidak penting dan kembali tegar. Inhsa Allah

IMAN KEPADA TAKDIR ALLAH.

Ini adalah Hal yang paling ingin saya tekankan dalam sinergi kebahagiaan dengan Iman ini,
Jika kita telah mengimani sepenuh Hati. Bahwasannya segala details yang terjadi disetiap detik detik dikehidupan kita, setiap luka, kesedihan, goresan goresan yang menyayat hati kita - semua telah tertulis dalam perencanaan dan ketentuan Takdir Allah Azza wajala yang sempurna, kita tidak akan berat melangkahkan kaki untuk urusan Dunia ini.

Hati kita akan dengan mudah memalingkan penolakan kepada penerimaan.
Hati kita akan dengan mudah mengikhlaskan dan menyandarkan segala sesuatunya kepada Allah Aza wajala yang menjadi Sutradara dan Raja Dunia dan Akhirat dengan 99 sifat dan nama Agung Nya.

Kita memang terikat takdir, karena kita adalah Hamba.
Meskipun demikian, sungguh Allah aza wajala adalah maha Adil. Didalam perencanaanya yang sempurna, Allah juga memberikan celah celah bagi Hamba Hambanya yang beriman untuk berdo'a.

Rasulullah saw bersabda; "Tidak ada gunanya waspada menghadapi takdir, namun do'a bermanfaat menghadapi takdir, sebelum dan sesudah ia turun. Dan sesungguhnya setelah musibah itu ditakdirkan turun (dari Langit) maka ia segera disambut oleh Do'a (dari bumi) lalu keduanya bertarung sampai Hari Kiamat". (HR HAKIM, AHMAD, BAZZAR, AT TABHRANI)

Ibnu Qayyim menjelaskan "Jika Prisai Do'amu lebih Kuat dari Musibah, ia akan menolaknya. Tetapi Jika musibah lebih kuat dari Prisai Do'a mu Maka ia Akan menimpamu. Namun sedikitnya Tetap Akan Mengurangi Efeknya. Adapun Jika Prisai Doamu seimbang dengan kekuatan Musibah. Maka keduanya Akan Bertarung".

Betapa meruginya Kita jika, optimisme kita yang menggebu gebu tidak disertai Do'a.
Betapa meruginya jika kita tidak memanfaatkan senjata Ampuh yang dianugerahkan Allah kepada setiap jiwa yang Beriman ini.

Betapa meruginya kita yang lupa berdo'a saat badai Ujian itu menerpa kita.
Padahal tidak ada kesia siaan didalam do'a. Jika kita memohon Maka Akan Allah Kabulkan, Itu Janji Allah. Cepat Atau lambat, di dunia atau di akhirat kelak.. Dengan pertimbanganNya yg sempurna, untuk kebaikan Kita.
Jika pandangan kita melihat Do'a kita disambut oleh Allah' pun.. kita sudah mendapat satu point pahala. karena Do'a Kita dicatat sebagai Nilai Ibadah.


Dengan menyandarkan diri dan jiwa kita kepada keimanan terhadap takdir baik dan jelek Ini kita, Insha Allah, akan menyadari betapa besarnya Energi Iman yang bisa meredam segala bentuk kekecewaan.

PENUTUP DAN KESIMPULAN

Energi Iman hanya akan terpancar dari Hati kita ketika kita mengimani dan memegang teguh Pilar Pilar Iman yang digariskan Rasulullah Shalallahu' Alaihi wa Salam secara menyeluruh.

Ikhwahfillah,
Tidak ada yang dapat menolak. Keimanan didada kita cendrung naik dan turun.
Iman bisa naik dengan ibadah ibadah kita dan saat kita berkumpul dengan orang orang salih, sementara Iman bisa merosot secara drastis ketika kita mulai terjerembab dalam kemaksiatan.

Dari bahasan panjang yang melelahkan ini,
Saya sangat ingin menyampaikan sebuah pemahaman yang harus senantiasa kita ingat bahwa perjalanan singkat kita didunia ini akan berakhir di jembatan kematian yang akan menghubungkan kita ke Alam Akhirat. Sebuah kehidupan yang sesungguhnya.

Sebuah kehidupan yang harus senantiasa kita persiapkan dalam keseluruhan hidup ini.
Senantiasa ingat, bahwa sebuah peluru kematian sedang mengintai kita. Peluru itu telah dilepas dari takdir Allah yang sesiapapun tidak bisa mengelaknya, peluru itu akan sampai kepada kita dalam waktu yang tepat.

Kehidupan dunia ini sangat singkat dan sederhana, tapi dari kesederhanaan warna warna yang kita lihat saat inilah kehidupan akhirat kita ditentukan.

Rasulullah saw telah menggambarkan, bahwa dunia ini hanyalah sebanding dengan setetes air dengan Lautan.

“Tidaklah kehidupan dunia dibandingkan dengan kehidupan akhirat, kecuali seperti saat salah seorang diantara kamu mencelupkan jari telunjuknya di samudra lautan, lalu lihatlah yang tersisa di jari telunjuknya itu (itulah dunia)” (HR Muslim, Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad)

Itulah dunia.
Dunia yang sering melalaikan kita.
Jangan sampai Ibadah rutinitas kita tidak mampu mencairkan segala problematika kita, semua dari kita punya masalah dan akan tetap begitu hingga hari akhir kita.

Last but not least!

Mari kita senantiasa mengarahkan segala Aktifitas kita,
Untuk bersama mengejar dan berlomba lomba mencari Keridhaan Allah Semata. Karena Ibadah kita tidak akan pernah bisa menukar Syurga Nya Allah atau menahan Azab neraka.
Rahmat dan Keridaan Allah lah yang akan menaungi Kita.

Rasulullah bersabda; "Tidak seorang pun di antara kalian yang akan diselamatkan oleh amal perbuatannya. Seorang lelaki bertanya: Engkau pun tidak, wahai Rasulullah? Rasulullah saw. menjawab: Aku juga tidak, hanya saja Allah melimpahkan rahmat-Nya kepadaku akan tetapi tetaplah kalian berusaha berbuat dan berkata yang benar". (Muslim No.5036, riwayat Abu Hurairah ra)

Semoga Allah memberi kita kekuatan untuk mampu menghadirkan "Energi Iman" didada kita agar kehadirannya mampu "Merevolusi Hati" kita untuk lepas dari segala jeratan kekecewaan, kesedihan, penolakan, penyesalan dan mengubahnya kedalam bentuk syukur; Alhamdulillah.

Karena dari Hatilah semuanya berawal.
Dan singgasana kebahagiaan berada di kota hati kita dan wajah yang memancarkan Energi kebahagiaan dari Iman yang akan membahagiakan hati seseorang berharga disekitar kita.

"IMAN laksana sebuah pohon dihatimu, naungannya memberi kesejukan.
Dari pohonnya tunas tunas harapan akan terus terlahir, jika terus kamu sirami dia akan berbunga kebahagiaan yang harumnya menebari setiap jalanan yang kamu lalui..
Dan perhatikanlah, seiring keistiqamahan yang terjaga dari bunga itu akan lahir buah ranum nan indah yang bernama IKHLAS"

Insha Allah, Berbahagialah dengan Islam-mu.

Salam Bahagia,
SuRyA  PaNgKaPi
Bali March 2011

Tidak ada komentar: