Sabtu, 30 April 2011

Jeratan Kemiskinan

Celah Celah Bahagia dalam "Jeratan Kemiskinan"

Dalam sebuah riwayat, Allah pernah menawarkan kepada Rasulullah saw untuk menjadikan lembah makkah seluruhnya Emas, dan beliau menolaknya dengan Indah-Subhanallah, lembah makkah yang dimaksud adalah daerah dimana nabi Ibrahim As dan Putranya Ismail As meletakan batu pertama Baitullah dan sekarang menjadi lembah spiritual Masjidil Haram yang dikunjungi jutaan muslim disetiap tahunnya.
"Robbku menawarkan kepadaku untuk menjadikan lembah Mekah seluruhnya emas. Aku menjawab, "Jangan ya Allah, aku ingin satu hari kenyang dan satu hari lapar. Apabila aku lapar aku akan memohon dan ingat kepada-Mu dan bila kenyang aku akan bertahmid dan bersyukur kepada-Mu" (HR. Ahmad dan Tirmidzi)

Inilah sosok Zuhud yang mengagumkan dari manusia kesayangan Allah, Rasulullah shalallahualaihi wassalam. Tidak hanya itu, dalam kesempatan lain sesuai yang diriwayatkan Al Bukhari, Rasulullahpun pernah berdoa yang mengejutkan;

"Ya Allah, langsungkan hidupku dalam kemiskinan dan wafatkan aku dalam keadaan miskin, dan bangkitkan pula aku kembali dalam kelompok orang-orang miskin". (HR. Bukhari)

Begitu mengesankan do'a beliau, ketika hampir semua manusia meminta diluaskan rizki beliau mendambakan hidup sederhana, bersahaja dan tetap bersama sama orang miskin hingga kesyurga nanti.

Kata kata beliau memang mengagumkan dan penuh makna,
Tapi dalam hal kezuhudan ini, Rasulullah saw tidak menjadikan arti kata miskin sebagai kiasan belaka, beliau memang menjalani seluruh kehidupannya dalam kemiskinan, hingga seperti yang diriwayatkan Aisyah Ra, hingga kematiannya beliau tetap zuhud dan tidak meninggalkan warisan berupa harta kepada keturunannya.

Ikhwahfillah,
Zuhud atau bersahaja ini adalah seni hidup Rasulullah dan beliau beserta keluarganya telah memilih dan menjalankannya sebagai sebuah sunnah untuk ummatnya.

Lalu apa gerangan Rahasia dibalik pesan indah beliau kepada kita tentang sikap Zuhud ini, sehingga beliau mengajarkannya?

"Barangsiapa zuhud di dunia maka ringan baginya segala musibah". (HR. Asysyihaab)

"Kepuasan (rela dengan bagiannya) adalah pusaka yang tidak bisa hilang". (HR. Al-Baihaqi)

‎"Telah Sukses orang yang beriman dan memperoleh rezeki yang Kecil dan hatinya pun akan disenangkan Allah dengan pemberianNya itu". (HR. Muslim)

Sahabat bertanya, "Ya Rasulullah, tunjukkan kepadaku suatu amalan yang bila aku amalkan niscaya aku akan dicintai Allah dan manusia." Rasulullah Saw menjawab, "Hiduplah di dunia dengan berzuhud (bersahaja) maka kamu akan dicintai Allah, dan jangan tamak terhadap apa yang ada di tangan manusia, niscaya kamu akan disenangi manusia." (HR. Ibnu Majah).

Inilah rahasia mengapa Rasulullah memilih hidup dalam kemiskinan, meski beliau pernah ditawarkan kekayaan.

Sahabat, bayangkanlah ketika kita dicintai sesosok ahwat shaliha atau ikhwan shalih kita begitu merasakan indahnya kebahagiaan. Tapi kebahagiaan sesungguhnya adalah dicintai Allah... dan Rasulullah telah memilihnya, memilih untuk dicintai Allah dalam kemiskinan;

Rasulullah saw bersabda; “Manakala Allah mencintai seseorang, Dia akan memanggil Jibril seraya berkata, ‘Aku mencintai si Fulan. Wahai Jibril cintai pula dia’. Jibril pun mencintai orang itu dan mengumumkannya kepada semua penduduk langit. Allah mencintai si Fulan, maka cintai pula dia oleh kalian semua,’ maka semua penduduk langit mencintai orang itu, dan kemudian dia memperoleh kesenangan-kesenangan dari penduduk bumi’”. (HR Bukhari | dari Abu Hurairah ra)

Betapa indahnya di cintai Allah, dicintai Tuhan yang menciptakan dan memiliki Cinta dari segala Cinta?

Subhanallah, ini juga kesempatan kepada kita yang saat ini memerankan pemeran simiskin untuk tetap berbahagia,. Karena Allah mencintai orang miskin yang tetap beriman dan bersyukur.

Berbahagialah dalam kemiskinan, selagi terus berikhtiar untuk keluar dari jeratannya. Kesuksesan yang kita kejar hanyalah ilusi, orang berbahagia adalah bukan mereka yang sukses saja, kebahagiaan yang sesungguhnya adalah pemahaman tentang seni berbahagia dalam jalanan yang kita lewati menuju kesuksesan di akhirat;

"Cukup bagi anak Adam beberapa suap makanan untuk menegakkan tulang punggungnya". (HR. Ath-Thabrani)

Sahabat,
Tidak ada yang memungkiri kefaqiran itu itu berat, dan Rasulullah saw pun memahaminya;

"Hampir saja kemiskinan (kemiskinan jiwa dan hati) berubah menjadi kekufuran". (HR. Ath-Thabrani)

Tapi bagi orang yang beriman,
Segala isi dunia dan karunia Allah ini adalah keindahan. .
Ada pahala yang besar, yang tidak diragukan kepada orang orang zuhud. Sehingga seluruh kehidupan Rasulullah hingga beliau wafat ada dalam keadaan zuhud.

"Orang-orang fakir-miskin akan memasuki surga lima ratus tahun sebelum orang-orang kaya memasukinya. (HR. Tirmidzi dan Ahmad)

Lima ratus tahun adalah setengah hari di surga karena sehari di sisi Allah sama dengan seribu tahun di dunia.

Bahkan dengan tegas, Rasulullah saw mengatakan bahwa kebanyakan penghuni syurga adalah orang miskin;

"Aku menjenguk ke surga, aku dapati kebanyakan penghuninya orang-orang fakir-miskin dan aku menjenguk ke neraka, aku dapati kebanyakan penghuninya kaum wanita". (HR. Ahmad)

Sekali lagi, Rasulullah saw mengajarkan kepada kita Zuhud, agar mereka yang dirtakdirkan menjadi pemeran si miskin di dunia ini mampu ikhlas dan tetap bersyukur serta berbahagia menjalani perannya.

Bayangkan saja jika seasia tenggara semua kaya raya..
Lalu siapa yang akan menanam padi, siapa yang akan memasak buat kita, siapa yang bersedia menjadi sopir untuk distributor padi dari desa ke kota?

Allah telah menyatakan bahwa Islam ini telah disempurnakan, kita dihidupkan dihari ini adalah untuk mencari dan memahami keindahan keindahannya sebagai persiapan untuk hari yang abadi kelak.

Karena keseluruhan dunia ini adalah pelajaran,.
Banyak terdapat rahasia rahasia kebahagiaan yang kadang kita lewati. Mari kita lihat kembali sebuah Al Hadits yang diriwayatkan Al Bukhari tentang kezuhudan ini:

Rasulullah bersabda; "Barangsiapa Ridho dengan rezeki yang SEDIKIT dari Allah maka Allah akan Ridho dengan amal yang SEDIKIT dari dia, dan menanti-nanti (mengharap-harap) kelapangan adalah suatu ibadah". (HR. Bukhari)

Dalam sebuah suasana, mungkin kita pernah berkata; "Ya Allah..kapan ini berakhir..", Jika dalam kondisi tersebut kita tetap beriman dan meyakini kesempitan tersebut ujian dari Allah maka PENANTIAN selama dalam kesempitan itu dinilai Allah sebagai sebuah ibadah...

Bayangkan jika kesempitan itu bertahun tahun, atau bahkan seumur seorang muslim. Dan setiap rintihannya dinilai Allah sebagai satu pahala yang sempurna untuknya..

Keseluruhan dunia ini adalah pelajaran,
Perhatikannlah seekor cicak yg gemuk dan sehat, lalu amati apakah dia punya sayap? sedangkan makanan beliau beliau ini adalah nyamuk? Nyamuk yang punya sayap dan terbang? Sedangkan Cicak hidup di dinding, dan tidak pandai melompat atau terbang?

Tapi, perhatikanlah, mereka gemuk gemuk dan sehat.
Sepertinya ana tidak pernah melihat cicak yg kurus dan tidak berbahagia?

Allah-lah yang telah merencanakan makanan berjuta juta cicak yg ada dibumi ini setiap hari dari jaman dahulu kala, dari waktu nenek dan kakek cicak masih muda mudi dan mencari pasangan. ^_^

Dari sinilah kita sepantasnya menyadari, bahwa tidak sepantasnya kita khawatir atas isi perut kita yang sering mendorong kita kepada keserakahan. Dialah Allah yang telah memberi makan kepada Manusia dan seluruh mahluk Hidup sejak berjuta abad lalu semenjak kehidupan dimulai di Bumi ini.

Sufi mengatakan, "Bumi Allah ini cukup bagi seluruh manusia dan mahluk didalamnya. Tapi bumi Allah ini akan terasa kurang dan sempit bagi satu manusia dengan keserakahannya.."

"Dan apakah mereka tidak memperhatikan, bahwasanya Kami menghalau (awan yang mengandung) air ke bumi yang tandus, lalu Kami tumbuhkan dengan air hujan itu tanam-tanaman yang daripadanya (dapat) makan binatang-binatang ternak mereka dan mereka sendiri. Maka apakah mereka tidak memperhatikan?"

Al Quran Surah As Sajdah 27

Demikian, semoga berkesan.
Dan bisa menjadi bahan tafaqur binikmat dan menemukan Celah Celah Bahagia Dalam Jeratan Kemiskinan


Tidak ada komentar: