Rabu, 15 September 2010

JOB DESCRIPTION Name / Nama : SRI WAHYUNINGSIH Position/ Posisi : FOOD CHECKER Reports To / Lapor ke : HEAD CHEF (YONO) TUJUAN Dibawah pengarahan dan pengawasan dari Kepala Dapur (Head Chef), Food Checker mempunyai tanggung jawab untuk melakukan tugas – tugas dengan baik demi tercapainya mutu makanan dan tingkat kepuasan tamu yang tinggi. TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB 1) Mempersiapkan peralatan untuk seksi food checker. 2) Membersihkan sendok dan garpu untuk makanan dan memastikan sendok dan garpu tersebut cukup stok. 3) Membersihkan tempat saos dan memastikan semua tempat saos dalam keadaan bersih dan hygienis. 4) Membersihkan mangkok dan sendok soup, dan memastikan dalam kondisi bersih dan hygienis. 5) Membersihkan tempat sambal dan memastikan tempat sambal tersebut dalam kondisi bersih dan hygienis. 6) Membersihkan rectangular tray dan memastikan recatangular tray dalam keadaan bersih dan cukup. 7) Membersihkan area food checker dan memastikan area food checker dalam kondisi bersih dan hygienis. 8) Membersihkan amplifier dan memastikan sound system dalam kondisi siap pakai. 9) Membersihkan, memeriksa dan melengkapi printer. 10) Memastikan printer dalam kondisi baik dan dilengkapi dengan kertas printer. 11) Memastikan tersedianya pulpen dan spidol. 12) Mempersiapkan take away box dan memastikan take away box tersedia dengan cukup. 13) Menanyakan ke semua seksi dapur, baik itu seksi betet, seksi saos, seksi sambal, seksi kangkung, seksi goreng dan seksi nasi goreng untuk mengetahui makanan yang tidak tersedia ataupun yang stok barangnya terlalu banyak. 14) Memberikan informasi kepada Supervisor Restaurant semua informasi yang di dapat dari semua seksi dapur. 15) Menulis di papan pengumuman kalau ada makanan yang tidak tersedia. 16) Mengecheck Event Oder dan memastikan kalau bahan tersedia untuk semua makanan yang tercantum di Event Orde tersebut. 17) Memastikan semua order dibacakan dengan baik dan jelas. 18) Memastikan semua print order ditata di atas tray dengan baik. 19) Memastikan makanan yang sudah keluar dari dapur ditata dengan baik di atas tray sesuai dengan print order dan memastikan item yang ada di print order dicoret dengan benar. 20) Memastikan kalau semua makanan tersaji dengan baik, kebersihan piring terjaga dengan baik dan sudah dilengkapi hiasan sesuai dengan standar Gubug Makan Mang Engking Bali. 21) Memastikan makanan dilengkapi dengan service spoon/sendok service ataupun service fork/garpu service. 22) Memastikan kalau semua service set tersebut dalam kondisi bersih dan hygienis. 23) Menindak lanjuti order tamu yang belum lengkap untuk menghindari tamu complain/mengeluh. 24) Memberikan informasi kepada runner untuk membawa order tamu ke meja tamu dengan benar dan jelas. 25) Ikut serta menekan biaya dengan memberikan informasi yang benar kepada runner untuk menghindari salah menghidangkan, segera menindak lanjuti order tamu yang belum lengkap untuk menghindari pembatalan order karena keterlambatan, memberikan informasi kepada Supervisor tentang stok yang banyak untuk bisa direkomendasikan kepada tamu, menghindari pembacaan order lebih dari sekali, 26) Melaporkan hal-hal penting ke atasan (stok, peralatan, tenaga bantuan dll) 27) Membantu memasak di seksi lain bilamana dibutuhkan. 28) Melaporkan take away box yang perlu di order untuk hari berikutnya ke Head Chef (Yono) 29) Ikut serta menekan biaya dengan menjaga keamanan bahan-bahan makanan, menjaga peralatan dengan baik dan berusaha untuk menghindari salah membacakan dan/ataupun memberikan informasi meja yang order. 30) Ikut serta dalam melakukan General Cleaning di dapur dan area food checker, yang mana waktu akan ditentukan oleh Head Chef. 31) Wajib Ikut serta dalam mengadakan penghitungan inventaris perusahaan sesuai dengan kebijaksanaan yang telah ditentukan, baik yang dilakukan mingguan ataupun bulanan 32) Wajib menghadiri sambung rasa setiap bulannya. 33) Membantu tugas lain bilamana diminta oleh atasan. Prepared by : Surya

Selasa, 07 September 2010

KEBERANIAN, PEMIMPIN, DAN PERUBAHAN

Terdapat dua jenis pemimpin cerdas, yaitu pemimpin cerdas saja dan pemimpin cerdas yang bisa membawa perubahan.

Untuk menciptakan perubahan (dalam arti positif), tidak diperlukan pemimpin sangat cerdas sebab kadang kala kecerdasan justru dapat menghambat keberanian. Keberanian jadi satu faktor penting dalam kepemimpinan berkarakter, termasuk keberanian mengambil keputusan dan menghadapi risiko. Kepemimpinan berkarakter risk taker bertentangan dengan ciri-ciri kepemimpinan populis. Pemimpin populis tidak berani mengambil risiko, bekerja menggunakan uang, kekuasaan, dan politik populis atau pencitraan lain.

Indonesia sudah memiliki lima mantan presiden dan tiap presiden menghasilkan perubahannya sendiri-sendiri. Soekarno membawa perubahan besar bagi bangsa ini. Disusul Soeharto, Habibie, Gus Dur, dan Megawati.

Soekarno barangkali telah dilupakan orang, tetapi tidak dengan sebutan Proklamator. Soe- harto dengan Bapak Pembangunan dan perbaikan kehidupan sosial ekonomi rakyat. Habibie dengan teknologinya. Gus Dur dengan pluralisme dan egaliterismenya. Megawati sebagai peletak dasar demokrasi, ratu demokrasi, karena dari lima mantan RI-1, ia yang mengakhiri masa jabatan tanpa kekisruhan. Yang lain, betapapun besar jasanya bagi bangsa dan negara, ada saja yang membuat mereka lengser secara tidak elegan.

Sayang, hingga presiden keenam (SBY), ada hal buruk yang tampaknya belum berubah, yaitu perilaku korup para elite negeri ini. Akankah korupsi jadi warisan abadi? Saatnya SBY menjawab. Slogan yang diusung dalam kampanye politik, isu ”Bersama Kita Bisa” (2004) dan ”Lanjutkan” (2009), seharusnya bisa diimplementasikan secara proporsional.

Artinya, apabila pemerintahan SBY berniat memberantas korupsi, seharusnya fiat justitia pereat mundus—hendaklah hukum ditegakkan—walaupun dunia harus binasa (Ferdinand I, 1503- 1564). Bukan cukup memperkuat hukum (KPK, MK, Pengadilan Tipikor, KY, hingga Satgas Pemberantasan Mafia), korupsi pun hilang. Tepatnya, seolah-olah hilang. Realitasnya, hukum dengan segala perkuatannya di negara yang disebut Indonesia ini hanya mampu membuat berbagai ketentuan hukum, tetapi tak mampu menegakkan.

Quid leges sine moribus (Roma)—apa artinya hukum jika tak disertai moralitas? Apa artinya hukum dengan sedemikian banyak perkuatannya jika moral pejabatnya rendah, berakhlak buruk, dan bermental pencuri, pembohong, dan pemalas?

Keberanian

Meminjam teori Bill Newman tentang elemen penting kepemimpinan, yang membedakan seorang pemimpin sejati dengan seorang manajer biasa adalah keberanian (The 10 Law of Leadership). Keberanian harus didasarkan pada pandangan yang diyakini benar tanpa keraguan dan bersedia menerima risiko apa pun. Seorang pemimpin tanpa keberanian bukan pemimpin sejati. Keberanian dapat timbul dari komitmen visi dan bersandar penuh pada keyakinan atas kebenaran yang diperjuangkan.

Keberanian muncul dari kepribadian kuat, sementara keraguan datang dari kepribadian yang goyah. Kalau keberanian lebih mempertimbangkan aspek kepentingan keselamatan di luar diri pemimpin—kepentingan rakyat—keraguan lebih mementingkan aspek keselamatan diri pemimpin itu sendiri.

Korelasinya dengan keberanian memberantas korupsi, SBY yang dipilih lebih dari 60 persen rakyat kenyataannya masih memimpin seperti sebagaimana para pemimpin yang dulu pernah memimpinnya.

Memang, secara alamiah, individu atau organisasi umumnya akan bersikap konservatif atau tak ingin berubah ketika sedang berada di posisi puncak dan situasi menyenangkan. Namun, dalam konteks korupsi yang kian menggurita, tersisa pertanyaan, apakah SBY hingga 2014 mampu membawa negeri ini betul-betul terbebas dari korupsi?

Pertanyaan lebih substansial: apakah SBY tetap pada komitmen perubahan? Atau justru ide perubahan yang dicanangkan (2004) hanya tinggal slogan kampanye karena ketidaksiapan menerima risiko-risiko perubahan? Terakhir, apakah SBY dapat dipandang sebagai pemimpin yang memiliki tipe kepemimpinan konsisten dalam pengertian teguh dengan karakter dirinya, berani mengambil keputusan berisiko, atau justru menjalankan kepemimpinan populis dengan segala pencitraannya?

Indonesia perlu pemimpin visioner. Pemimpin dengan impian besar, berani membayar harga, dan efektif, dengan birokrasi yang lentur. Tidak ada pemimpin tanpa visi dan tidak ada visi tanpa kesadaran akan perubahan. Perubahan adalah hal tak terelakkan. Sebab, setiap individu, organisasi, dan bangsa yang tumbuh akan selalu ditandai oleh perubahan- perubahan signifikan. Di dunia ini telah lahir beberapa pemimpin negara yang berkarakter dan membawa perubahan bagi negerinya, berani mengambil keputusan berisiko demi menyejahterakan rakyatnya. Mereka adalah Presiden Evo Morales (Bolivia), Ahmadinejad (Iran), dan Hugo Chavez (Venezuela).

Indonesia harus bisa lebih baik. Oleh karena itu, semoga di sisa waktu kepemimpinannya—dengan jargon reformasi gelombang kedua—SBY bisa memberikan iluminasi (pencerahan), artinya pencanangan pemberantasan korupsi bukan sekadar retorika politik untuk menjaga komitmen dalam membangun citranya. Kita berharap, kasus BLBI, Lapindo, Bank Century, dan perilaku penyelenggara negara yang suka mencuri, berbohong, dan malas tidak akan menjadi warisan abadi negeri ini. Sekali lagi, seluruh rakyat Indonesia tetap berharap agar Presiden SBY bisa membawa perubahan signifikan bagi negeri ini.

Adjie Suradji Anggota TNI AU

http://koran.kompas.com/read/2010/09/06/03101393/pemimpin.keberanian.dan.perubahan#