Rabu, 07 Oktober 2009

JANGAN PERNAH MEMBALAS

Saat ada yang menghina kamu dan merendahkan kamu, mungkin kamu sakit hati dan menyimpan benci, tapi tolong katakan pada dirimu saat itu juga untuk tidak melakukan hal itu _ menghina dan merendahkan _ pada orang lain lagi, cukup hanya dirimu yang mengalaminya. Karena mungkin kita belum cukup luhur dan mulia untuk mengampuni. Tapi sakit hati dan kebencian janganlah terlalu lama disimpan di hati, sampai ia membusuk yang kemudian justru akan menyakiti dan mengotori hati. Buanglah dan relakan semuanya pergi. Meminjam kejadian ini, tak perlu kita berfokus pada orang yang menyakiti, mereka punya mulut, apapun mereka mau bicara itu adalah haknya. Justru anggaplah saat ini, kita bisa mengalami hal ini adalah sebagai kebaikan dan teguran dari Tuhan untuk kita instrospeksi dan menyadarkan diri. Ingat-ingatlah apakah kita juga pernah menyakiti orang lain dengan kata-kata atau perlakuan tanpa kita sadari. Jangan kita hanya mau melihat keluar tapi lihatlah ke dalam diri sendiri. Semoga semua ini membuat kita tambah dewasa dari segi rohani. Jauhkan hati dari keinginan untuk selalu menghakimi. Justru kalau bisa kita yang mengingatkan akan kesalahannya tetapi kalau tidak bisa, apa salahnya kita mendoakannya. Lagi pula tidak ada ruginya. Demikian panjang lebar saya berbicara dengan anak kakak saya pada malam itu. Setelah sebelumnya ia menangis terseduh - seduh karena mendapatkan perlakuan yang menyakitkan dari adiknya. Yang bukannya memberi bantuan untuk biaya pengobatan, yang keluar justru kata-kata hinaan dan merendahkan serta ledekan. Siapa yang bisa terima? Bukan hanya kekecewaan, yang pasti bisa sakit hati juga. Saya mencoba memahami. Selanjutnya saya pun bingung dan  (tidak?) bisa mengerti, mengapa harus begini terjadi? Seseorang yang butuh bantuan, apalagi itu saudara sendiri, kalau pun tak mau memberi _ padahal sanggup _ apakah harus diganti dengan kata-kata yang menyakiti hati? Bukankah cukup katakan saja, ” Maaf, saya tak bisa memberikan bantuan! ” Dalam hati saya masih merasakan, jangankan saudara sendiri, orang lain saja, bahkan penjahat sekalipun kalau membutuhkan bantuan masih wajib kita memberikan! Sekali lagi hati membisiki, ” Sudahlah, jangan dipikirkan, biarkan semua menjadi pembelajaran untuk menyadarkan dirimu sendiri untuk tidak memperlakukan orang lain dengan perlakuan yang kamu sendiri tidak inginkan! Bereskan? Selamat berjuang kawan, menuju kepada kebajikan dengan selalu menyucikan pikiran. “

Tidak ada komentar: